Header Ads

Banner Iklan Sariksa

Wujud rasa "Cinto Nagari" para sesepuh, Tokoh Nagari Gunuang baik dari Rantau dan kampung halaman adakan pertemuan di hotel Grand Boutique Jakarta

Pertemuan Sesepuh , perantau dan tokoh Nagari Gunuang di Hotel Grand Boutique Jakarta.

Jakarta(Nyalo.Net)_ Minggu 12 Juni tahun 2022, Perantau  Nagari Gunuang  kota Padang panjang yang berada di Jakarta dan sekitarnya mengadakan acara silaturahmi dengan beberapa orang sesepuh, dan Tokoh Nagari Gunuang yang datang dari kampung  halaman dan Perantauan.

Pertemuan berlangsung di Hotel Grand Boutique Jakarta. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan kekeluargaan  tersebut membahas situasi dan perkembangan kehidupan bernagari saat ini, mengingat era teknologi informasi yang tak terbatas, dan perkembangan zaman yang amat cepat,  serta Arus globalisasi yang tak terbendung telah menimbulkan berbagai permasalahan sosial, ekonomi , budaya maupun pola hidup masyarakat Nagari Gunuang .

Berbagai persoalan  sosial budaya bermunculan, Putusnya pola pendidikan masyarakat Minang yang dekat dengan pendidikan Surau, lapau dan Rantau. Lemahnya kontrol sosial, kaderisasi Generasi muda Minangkabau yang beradat serta berkarakter. Akibat yang di timbulkan nya  antaralain interaksi sesama keluarga dekat yang tidak harmonis, hubungan mamak dgn kemenakan yang tak lagi sesuai dengan tatanan adat, krisis kepedulian apalagi dengan keluarga jauh,  hubungan antara yg muda dgn yg tua sdh tidak saling menghargai serta tidak adanya batasan dan tatanan penggunaan kato nan 4 dalam pergaulan bernagari . Dan masalah paling penting dan serius  yang dipaparkan dalam pertemuan tersebut adalah kegelisahan anak nagari  baik yang dirantau maupun di kampung halaman terhadap kekisruhan di lembaga adat yg sangat sakral dan di hormati yaitu Kerapatan Adat Nagari Gunuang. Kisruh dan perpecahan yang berkepanjangan yang terjadi di tubuh lembaga KAN hingga hari ini belum menunjukkn titik temu, akibatnya tidak saja berdampak kepada keharmonisan dan tatanan hidup bernagari namun juga telah merambat kepada kaum atau persukuan yg ada di nagari Gunuang .

 Menyimak dinamika yang terjadi tersebut, para perantau Gunuang yg berada di Jakarta dan sekitarnya sepakat untuk memfasilitasi kekisruhan yg terjadi di lembaga adat /KAN tersebut dengan  menerapkan azas keadilan , menimbang samo barek , maukua samo panjang.,tidak membeda-bedakan suku, kaum maupun golongan masing-masing, dengan semangat kita adalah satu, anak nagari Gunuang. 

Langkah-langkah yang diambil antara lain ,para perantau  dan tokoh nagari Gunuang akan mengutus beberapa orang sesepuh untuk berdialog dengan urang nan 5 jinih (niniak mamak, alim ulama cadiak pandai, bundo kandung serta mudo matah) dengan semangat badunsanak untuk menatap masa depan nagari tercinta, mencarikan solusi bersama bagi perkembangan nagari kedepan nya tanpa membahas kejadian yg berlalu, segala kekurangan yang lalu sebagai pembelajaran yg sangat berharga di masa yang akan datang.

Kedepan kami akan membangun komunikasi yg saling melengkapi antara perantau Gunuang dengan lembaga adat


dikampung halaman untuk membangun Nagari tercinta yg akan diwariskan untuk anak serta kemenakan, baik membangun fisik , mental maupun intelektual dan karakter Manusianya.  

 Ungkapan adat mengatokan :

Adat badunsanak , dunsanak patahankan

Adat bakampung, kampung pertahankan

Adat banagari, nagari patahankan

Adat babangso ,bangso patankan.

Diskusi dan pertemuan perantau serta tokoh Nagari Gunuang ini berlangsung hangat dan di tutup sesi foto bersama. (MHD).

(MHD)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.