Puisi tentang Rasa
Kapan
Karya
: Dina Yati Putri Buana
Aku bersandar dalam
keheningan
IngkarI rindu nan kau
titipkan
Pada setiap rintik debu yang
suram
Namun, aku buta indera
perasa
Tidak ada kiasan riang
untuk hampa itu
Akankah rindu tersirat
Pekakan perasaannya?
rindu berbaur sendu sulit
di dibaca
bisa dikatakan sebuah
teka-teki
Pantaskah lengkungan bibir
pengganti rasa iba?
Akan rasa riang yang sulit
di transparankan
Rembesan suara amarah yang
tak terkendali
Untuk sendu pasti takkan ada
celah
Hingga tidak ada kekecewaan
dari keterpaksaan
Antara riang dan sendu
memang sulit di terka
Sebagai pelampiasan
kebutaan indera.
Tiada Pilihan
Karya : M. Taufik Siddik
Bumi resah, gundah membawa
hujan
Dalam lelah jarak
jangkauan tangan
Ada jengah tertumpu pada
malam
Seakan kalah pada takdir
Merunduk pasrah pada kelam
Ada ketika...
Sepasang matahari dan
bulan
Terangi wajah
Menghujam dada
Tertampar aku dalam sadar
Isak aku dalam diam
Tiada pilihan...
Bangkit atau padam
Bak Sayap Bidadari
Karya : Deri Eka
Kau tercipta dari sayap bidadari
Memancarkan cahaya yang gemilang
Tapi sayang
Kau tertaut di langit yang biru
Sehingga kau rapuh
Serapuh sayap kupu-kupu
Cinta…
Nafasmu adalah semua kerinduanku
Kau mampu tersenyum diatas kepedihanku
Walau badai sering mendera
Walau dalam hidup dan cinta
Kau teramat indah
Bahkan lebih indah dari taburan bintang
Yang bersinar
Berhias kesetian dan
Bercahayakan kelembutan
Di setiap detak jantungmu
Berhiaskan kasih sayang
Yang membuatku rapuh
Biar raga ini terluka
Aku tak akan berhenti berharap
Tidak ada komentar