Header Ads

Banner Iklan Sariksa

Hijrah Teach



Pendidikan dianggap sebagai bidang yang paling strategis untuk mewujudukan kesejahteraan nasional. Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan berkarakter merupakan prasyarat terbentuknya peradaban yang tinggi. Sebaliknya, SDM yang rendah akan menghasilkan peradaban yang kurang baik pula. Peradaban yang baik ditentukan juga oleh proses pengajaran dan sistem pendidikan yang di terapkan di sebuah negara.

Di Helsinki siswa memiliki jam pelajaran matematika yang sama dengan jumlah pelajaran musik (kesenian); 3 jam, setiap minggu. Karena setelah dilakukan penelitian ada hbungan antara musik dengan keberhasilan akademik peserta didik. Kurang lebih begitu kutipan yang terdapat dalam sebuah buku yang berjudul " Teach Like Finland"  ditulis oleh Timothy D. Walker yang merupakan seorang guru di Boston, USA.

Beda hal nya dengan yang saya dapati di sekolah yang saya ajar. Alokasi jumlah jam pelajaran untuk matematika tidak sama dengan jumlah jam pelajaran khusus dsekolah ini (Tahfidz). Alokasi jumlah jam pelajaran matematika: 5 jam, tadinya. Dikurangi 1 jam: 4 jam saja, setiap minggu. Namun porsi untuk mata pelajaran khusus (tahfidz) bukannya dibuat sama jumlahnya dengan matematika seperti halnya yang terjadi di Helsinki, Finlandia namjun tidak tanggung-tanggung: 8 jam, setiap minggunya!


Pertanyaannya: ada apa? Kenapa?


Katanya, mereka melakukan penelitian hubungan antara musik dengan keberhasilan akademik. Tentulah tidak diragukan lagi ilmiahnya penelitian ini.

Namun sekolah yang saya ajar mengawali bukan dengan kata, "katanya".

"Faktanya", sekolah ini  mendapati hubungan antara  tahfidz dengan keberhasilan akademik siswa. Iya, berdasarkan data yang ada siswa yang sudah mengantongi hafalan Qur'an dalam jumlah banyak mereka juga mempunyai  nilai di atas rata-rata bagi mata pelajaran akademik lainnya.


Allahuakbar! Seperti yang kita yakini sebagai seorang muslim. Islam merupakan agama rahmatan lilalamin, ajarannya bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. Semakin berkembangnya zaman maka semakin pula kemajuan dalam bidang keilmuan. Banyak penemuan-penemuan yang telah ditemukan oleh para ilmuan dan ternyata sudah ada didalam kitab suci Al-Quran sejak 14 abad lalu, hal ini menunjukan terdapat hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama.


Fakta ilmiah, bukan hipotesis! Iya, tidak diragukan lagi tingkat keilmiahan kitab suci umat Islam ini. " Namun, zaman sekarang adalah zamannya sains. Jika kau menganalisis Al-Qur’an dengan sains, maka kitab ini begitu sempurna" ungkap Dr. Zakir Naik dalam sebuah dialog di youtube.Membangun generasi penuh berkah, qur'ani dan rabbani. Untaian kalimat ini yang selalu Al Hijrah gaungkan. Karena mereka yakin akan janji Allah bagi para hafidz. Jangankan hanya untuk sebuah pelajaran matematika, namun Allah berikan kemulian baginya kehidupan dunia dan akhiratnya.

“Sesungguhnya, Alquran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.” (QS Al-Ankabut : 49).

    Profil penulis

 

 Ilham Syafitri. S.Pd

 Pengajar di SMP IT Al Hijrah   dan MA KMM Kauman Padang Panjang

 Founder Komunitas Pendidikan sosial dan budaya Ruang Togok

 Sekjend TAC



1 komentar:

  1. Bismillah
    Semoga semakin banyak generasi penghafal Al- Qur'an di indonesia dapat meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.